Kamis, 27 April 2017

Mengenal IPv6 Dan Penggunaannya

1. Pengertian IPv6

Apa Itu IPv6?

IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Tujuan utama diciptakannya IPv6 adalah karena keterbatasan ruang alamat di IPv4 yang hanya terdiri dari 32 bit. Panjang total IPv6 sendiri adalah 128 bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2(pangkat 128)= 3,4 x 10(pangkat 38). Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis(hingga beberapa masa kedepan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas routing pada tabel routing.


Alasan terbesar munculnya teknologi IP ini karena kebutuhan akan alamat-alamat IP baru yang terus bertambah. Terdapat lebih dari 8 juta alamat website, 1 milyar pengguna, dan lebih dari 10.000 ISP di seluruh dunia. Perkembangan yang pesat pada pengguna, internet yang memiliki koneksi yang ‘always on’, contohnya DSL (digital subscriber line) member arti bahwa alamat-alamat IP tidak seharusnya digunakan bersama-sama di antara pengguna internet, walaupun mereka menggunakan koneksi dial-up.

Pengguna teknik NAT (network address translation) telah memberikan ruang bernafas sebelum alamat-alamat IPv4 mulai kehabisan. Dengan meluasnya koneksi internet hingga ke device-device genggam (handheld), peralatan-peralatan rumah tangga seperti system pemanas sentral dan pendingin sepertinya alamat-alamat IPv4 akan mulai kehabisan.


Perbedaan yang sangat jelas adalah penulisan alamat. IPv4 menggunakan alamat-alamat yang 32-bit. Sehingga secara teori, memungkinkan sekitar 232 atau kira-kira 4 milyar host yang dapat terkoneksi ke internet.


Namun karena adanya lubang-lubang range-range yang telah dialokasikan tersebut serta warisan dari system tua, yang berupa alamat-alamat kelas A,B,C,dan D, sehingga tidak semua alamt dapat digunakan. Alamat-alamat IPv6 menggunakan teknologi 128-bit, yang secara teori dapat mengalamatkan sebanyak 2128 host. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Sehingga setiap orang di dunia dapat memiliki ribuan alamat.




2. Penulisan IPv6


Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010


Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit


0010000111011010        0000000011010011        0000000000000000

0010111100111011        0000001010101010        0000000011111111
1111111000101000        1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Penyederhanaan Bentuk Alamat

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0. Contohnya
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Dpat disederhanakan menjadi:


21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A


Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut. Contohnya seperti berikut

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

dapat disederhanakan menjadi


21DA:D3::2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A



Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

3. Penggunaan IPv6 (DHCP Server-Client)


Berikut penjelasan konfigurasi IP versi 6 di DHCP Server dan DHCP client. IP Versi 6 memiliki skema pemberian alamat yang berbeda dengan IP versi 4. Panjangnya 128-bit serta ditulis dengan 8 grup Hexadecimal mungkin sedikit memakan waktu pada pengaturan IP Versi 6 dibanding IP Versi 4 yang cuma 32-bit. Tetapi, IP Versi 6 juga memberikan kemudahan pada distribusi alamat IP. Pada IP Versi 6 secara otomatis akan melakukan auto-configuration.


Pada proses auto-configuration ada dua prosedur yang digunakan, yakni Stateless Mechanism serta Stateful Mechanism. Secara umum dalam stateless mechanism ini kita tidak butuh pengaturan secara manual dalam pemberian alamat alamat IP. Dengan stateless mechanism ini secara otomatis peralatan akan mendapatkan alamat IP dari proses RS (Router Solicitation) dan  RD (Router Advertisment).


Sedangkan Stateful Mechanism juga akan memberikan porsi alamat IP secara otomatis tetapi bedanya dalam prosedur ini kita butuh DHCP Server, yaitu DHCPv6. Kecuali itu dalam sisi client juga wajib mendukung DHCP Client yang juga support versi 6.




Kita menggunakan porsi IP Versi 6 untuk Internet service Provider dengan prefix 2001:470:efd2::/48. Dari alokasi itu, kita membaginya kepada dua segmen network Local komplek Network dengan masing-masing prefix ::/64.

Dalam distribusi ipv6 di R-Div1 serta R-Div2 kita men-setting Dynamic Host Configuration Protocol Server di Router utama. Dalam R-Div1 dan R-Div2 kita akan mengatur dynamic host configuration protocol Client.

3.A. DHCP Server IPv6

Pada MikroTik sendiri memang sudah disupport dalam fasilitas DHCPv6. Layanan DHCPv6 ini dapat kita temukan di display ipv6 MikroTik. Sebelum menjadikannya dhcp Server di Router utama  kita harus melaksanakan pengaturan 'Pool' dalam membagi alokasi IP Versi 6 yang kita dapatkan dari Internet Service Provider terlebih dahulu.


Pada setting nya pilih menu IPV6 --> Pool --> Pilih Add [+]. Selanjutnya pengaturan ukuran yang terdapat semisal berikut. Pada ukuran 'Prefix' isikan dengan porsi dari Internet fasilitas Provider serta pada 'Prefix length' kita pengaturan dengan prefix ::/64 pada distribusi ke R-Div1 serta  R-Div2.



Terus, kita akan mengaktifkan DHCP Server dalam Router utama. Pilih tampilan IP Versi 6 --> DHCP --> pilih Add [+].

Pada 'Interface' putuskan dengan interface yang terhubung ke network R-Div1 dan R-Div2. Dan pada 'Address Pool6' maka kita atur dengan pool yang telah kita buat.


3.B DHCP Client IPv6



tahap selanjutny kita akan mengatur DHCP Client di masing-masing router Divisi. Untuk penambahan Dynamic Host Configuration Protocol Client maka pilih tampilan IP Versi 6 --> DHCP Client --> klik Add [+].

Pengaturan pada ukuran yang terdapat semisal 'Interface' diisikan dengan interface dari Router Divisi yang tersambung ke Router primer  . Selanjutnya 'Pool Name' isikan dengan nama pool yang akan dipakai pada distribusi prefix ke peralatan-peralatan di network Local komplek Network masing-masing router divisi.


Dan Length 'Pool Prefix Length' dijelaskan 64 pada distribusi IP Versi 6 dengan prefix ::/64. Pada Domain Name service dan  juga Default Route secara otomatis dapat dicentang pilihan 'Use Peer Domain Name Service' dan  'Add Default Route'. 



Apabila lancar maka akan tampil secara otomatis dalam range Prefix, DUID, Expire time.

Dan begitulah penjelasan saya mengenai IPv6 dan cara Penggunaannya pada DHCP Server-Client. Terima kasih telah mengunjungi blog saya. 




Sumber:

http://www.masagunglearning(.)com/2016/09/cara-menggunakan-ipv6-di-dhcp-server.html
http://fauzanhtf.blogspot(.)co.id/2013/02/pengertian-dan-cara-penulisan-ipv6.html
https://devnull(.)web.id/networking/subnetting-ipv6-mudah.html
https://id.wikipedia(.)org/wiki/Alamat_IP_versi_6